STUDI ISLAM KAWASAN
STUDI ISLAM KAWASAN (AFRIKA, AMERIKA DAN ASIA)
Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Metodologi Studi Islam
Dosen pengampu: Muhammad Misbah, Lc., M. Hum.
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Ahmad Fandy S. (1710610053)
Chandri Vidya
Sari (1710610066)
Zuly
Mar’atul Luthfiyah (1710610077)
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
KUDUS
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Studi
Islam (Islamic
studies) berkaitan erat dengan pendidikan
Islam. Hal ini berkaitan dengan persoalan-persoalanbahan kajian dilihat dari
berbagai dimensinya. Dalam pengertian seluas-luasnya, studi Islam berkembang
seiring dengan kemunculanIslam itu sendiri yang kemudian berkembang tidak saja
di kawasanTimur Tengah, Afrika, Asia, tetapi juga di belahan dunia Barat.
Dalam perkembangannya,
Studi Islam merupakan salah satu studi yang mendapat perhatian luas di kalangan
ilmuwan, baik Barat maupun Timur. Jika ditelusuri secara mendalam, dapat
diketahui bahwa minat studi Islam mulai marak sejak pertengahan kedua abad
ke-19. Studi Islam kini banyak yang menjadikan sebagai salah satu cabang ilmu
favorit. Ini berarti studi itu mendapat tempat dalam percaturan dunia ilmu
pengetahuan. Untuk mendukung asumsi tersebut, di Barat telah banyak
universitas-universitas yang membuka fakultas atau departemen yang khusus
membicarakan studi Islam sekaligus dengan buku-buku dan jurnal-jurnal yang
diterbitkannya.
Berkaitan dengan studi Islam ini ada kecenderungan yang berbeda
tentang model kurikulum yang dikembangkan dilihat dari tujuan dan orientasi
antara kawasan Barat seperti Eropa maupun Amerika dengan Asia yang termasuk
kawasan Timur, apalagi dari sisi metodologinya. Perbedaan ini mempengaruhi
hasil yang dikembangkan dari studi Islam itu sendiri.
Dalam artikel ini akan
di bahas tentang pengertian, ruanglingkup dantujuan studi Islam; sisi
perbandingan studi Islam antara kawasan Eropa, Amerika, dan Asia, dan pola sintesis
studi Islam sebagai alternatif model di Indonesia.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian Studi Islam?
2.
Apa
tujuan Studi Islam?
3.
Bagaimana
Studi Islam di Amerika?
4.
Bagaimana
Studi Islam di Asia?
5.
Bagaimana
Studi Islam di Afrika?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian Studi Islam
2.
Untuk
mengetahui tujuan Studi Islam
3.
Untuk
menjelaskan Studi Islam di Amerika
4.
Untuk
menjelaskan Studi Islam di Asia
5.
Untuk
menjelaskan Studi Islam di Afrika
D.
Manfaat
1.
Dapat
mengetahui pengertian Studi Islam
2.
Dapat
mengetahui tujuan Studi Islam
3.
Dapat
menjelaskan Studi Islam di Amerika
4.
Dapat
menjelaskan Studi Islam di Asia
5.
Dapat
menjelaskan Studi Islam di Afrika
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Studi Islam
Secara Etimologi merupakan dari bahasa
Arab Dirasah Islamiyah. Dalam kajian Islam di Barat disebut Islamic
Studies secara harfiyah adalah kajian tentang hal-hal yang berkaitan dengan
keislaman. Secara terminologis adalah kajian secara sistematis dan terpadu
untuk mengetahui, memakai dan menganalisis secara mendalam hal-hal yang
berkaitan dengan agama Islam, pokok-pokok ajaran Islam, sejarah Islam maupun
realitas pelaksanaannya dalam kehidupan.[1]
Pengertian Studi Kawasan Islam adalah
kajiaan yang tampaknya bisa menjelaskan bagaimana situasi sekarang ini terjadi,
karena, fokus materi kajiannya tentang berbagai area mengenai kawasan dunia
Islam dan lingkup pranata yang ada dicoba diurai didalamnya. Mulai dari
pertumbuhan, perkembangan, serta ciri-ciri karekteristik sosial budaya yang ada
didalamnya, termasuk juga tentang
faktor-faktor pendukung bagi munculnya berbagai ciri dan karakter serta
pertumbuhan kebudayaan dimasing-masing dunia kawasan Islam. Dengan
demikian, secara formal objek studinya
harus meliputi aspek-aspek geografis, demografis, historis, bahasa serta
berbagai perkembangan sosial dan budaya, yang merupakan ciri-ciri umum dari
keseluruhan perkembangan yang ada pada setiap kawasan budaya.[2]
B.
Tujuan Studi Islam
Adapun tujuan
studi Islam sendiri, secara umum adalah:
(1)
Untuk
mempelajari secara mendalam tentang apa hakikat agama Islam itu, dan bagaimana
posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain,
(2)
Untuk
mempelajari secara mendalam pokok pokok isi ajaran agama Islam, yang asli, dan
bagaimana penjabaran dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya dan peradaban Islamnya,
(3)
Untuk
mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama Islam yang tetap abadi
dan dinamis, dan bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarahnya,
(4)
Untuk
memahami prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran Islam, dan bagaiman
realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan
budaya dan peradaban manusia pada zaman modern.
Selanjutnya
tujuan-tujuan tersebut diharapkan agar studi Islam akan bermanfaat bagi
peningkatan usaha pembaharuan dan pengembangan kurikulum pendidikan Islam,
sehingga misi Islam dapat terwujud.[3]
C.
Studi Islam di Amerika
Belum
ada catatan yang pasti dan diterima semua pihak mengenai Islam pertama sekali
masuk ke Amerika. Tidak ada teori yang tegas mengenai kedatangan Islam ke
Amerika. Sebagian ahli berpendapat bahwa orang pertama yang mendarat di daratan
Amerika adalah pelaut-pelaut muslim yang menyeberangi Samudera Atlantik dan
tiba di pantai-pantai Amerika.[4]
Islam
di Amerika terus berkembang lewat tiga faktor. Pertama, datangnya
kaum imigran dan bertambahnya keturunan mereka. Kedua, konversi
agama di kalangan penduduk Amerika yang berkulit hitam. Ketiga, konversi agama di kalangan kulit putih.[5]
Macdonald(pengajar di Hartford Seminary, Connecticut,
AS, sejak 1893) dan Gibb (pengajar di Oxford sampai 1955 sebelum menjadi guru besar di
Harvard) tertarik kepada
kehidupan historis masyarakat-masyarakat Muslim. Ini terlihat dari buku
Macdonald, The Religious Attitude and
Life in Early Islam (1909), atau karya Gibb, Modern Trends in Islam (1949). Keduanya memperingatkan bahaya
mengkaji Islam normatif, seperti dirumuskan para ‘ulama, dengan mengabaikan
Islam yang hidup di tengah masyarakat umum. Gagasan ini mendapatkan lahan subur
dalam diri para ahli kajian Islam di sejumlah universitas AS yang memperoleh
pendidikan sebagai sejarawan dan ilmuwan sosial. Sejak 1950-an sejumlah
universitas di AS mulai mengembangkan pusat-pusat studi kawasan (area studies) Islam, yang pada dasarnya
mencakup berbagai disiplin berbeda tetapi memperoleh pendidikan khusus dalam
bahasa, kebudayaan dan masyarakat Muslim di wilayah tertentu.
D. Studi
Islam Di Asia
1.
Asia tenggara
Islam diwilayah ini
berkembang dengan aman dan damai ,sehingga berdampak pada sikap umat Islam diwilayah
yang dihuni oleh mayoritas pengguna bahasa Melayu ini. Asal mula masuk Islam ke
wilayah ini lebih banyak dibawa oleh saudagar
, pedagang Muslim dari wilayah India maupun Timur Tengah yang kedatangannya kekawasan
Asia ini sambil bergadang.
Islam didakwahkan di
Asia Tenggara melalui berbagai cara, diantaranya:
a.
Melalui dakwah para pedagang Muslim dalam jalur
perdagangan yang damai.
b.
Melalui dakwah para da’i dan orang yang suci yang
datang dari India atau Arab yang sengaja ingin mengsilamkan orang-orang kafir.
c.
Melalui kekuasaan atau peperangan dengan Negara-negara
penyembah berhala.
2.
Asia tengah
Islam memiliki
sejarah panjang di kawasan Asia Tengah, yang hadir disana sejak abad ke-7
melalui para pedagang Arab, sejak saat itulah, Islam menjadi bagian tak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat Asia Tengah. Islam diberbagai wilayah
Asia Tengah sejak awal telah memperlihatkan karakteristik penyebaran awalnya.
Misalnya, penduduk muslim di Asia Tengah yang masuk pada penaklukan Arab yang
cenderung konservatif dan tradisional. Sementara itu, mayoritas masyarakat
muslim Asia Tengah adalah berakidah sunni dan bermazhab hanafi, rata-rata
mereka berasal dari Turki, dan bertutur bahasa Turki. Sastra-sastra religious
sufi sangat dominan mewarnai karakteristik Islam Asia Tengah sampai sekarang,
dan hamper bisa dipastikan bahwa tradisi sufisme dikawasan ini lebih dominan
dan mengakar. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai ikatan komunalismenya dimana
maqam- maqam orang suci selalu dijadikan symbol kesatuan spiritual, sekaligus
sumber inspirasi perjuangan mereka dalam mewujudkan tujuan Islam. [6]
3.
Asia selatan (India)
Umat Islam di
India menyebar di negara-negara bagian: Uttar Pradesh, Bengali Barat, Bihar,
Kerala, Assam, Andra Pradesh, Maharashtra, Kashmir, Tamil Nadu, Gujarat,
Karnataka, dan Madya Pradesh. Kebanyakan muslim India adalah petani. Pada saat
ini, kebudayaan Islam India, dengan keserbasamaannya yang menyeluruh dibanding
dengan kebudayaan Hindu di anak benua ini, mempunyai dua praktik yang sedikit
berbeda antara Muslim di daerah Utara dan Selatan India. Di Utara, Muslim
kebanyakan menganut madzhab Hanafi, berbahasa Urdu atau Benggali. Di Selatan,
Muslim mengikuti madzhab Syafi’i dan umumnya berbahasa Tamil.
Sekitar 90% Muslim di India
beraliran Sunni dan umumnya menganut madzhab Hanafi. Diantara aliran Sunni, ada
sekitar empat juta muslim bermadzhab Syafi’i, kebanyakan di negara bagian
selatan. Sisanya kebanyakan aliran Syi’ah madzhab Ja’fari di negara-negara
bagian barat laut.[7]
4. China (asia
timur)
Cina memiliki sejarah meliputi jangka
waktu lebih dari 4000 tahun, sehingga termasuk negara yang berperadaban tertua
di dunia di samping India, Mesir, dan Mesopotamia. T’ai Tsung naik tahta pada
tahun 626, empat tahun setelah Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya
meninggalkan Mekah menuju Madinah. Pada waktu T’ai Tsung mempertahankan dan mempersatukan Cina,
Nabi Muhammad SAW baru meletakkan dasar-dasar Negara Islam. Pada tahun 638 M., T’ai
Tsung berperan menolak memberikan bantuan kepada Yazdegerd yang pada waktu itu
memerintah wilayah yang sekarang
termasuk Iran, Afganistan, dan Pakistan, yang meminta pertolongan untuk melawan
orang-orang Islam.
Pada tahun 750 M., Dinasti Umayah
di jatuhkan oleh Dinasti Bani Abbas. Satu tahun kemudian, Tentara Muslim
berhadapan dengan tentara Cina untuk pertama kali nya di Talas. Dengan bantuan
orang-orang Turki, Umat Islam dapat mengalahkan Tentara Cina. Sejak peristiwa
itu, penguasaan Islam terhadap Asia Tengah semakin kukuh dan sebagian besar
penduduknya memeluk Islam. Perkembangan selanjutnya, Jengis Khan menghancurkan
Dinasti Abbasiah (1258) dan Dinasti Sung di Cina (1260). Mereka mendirikan
Dinasti Yuan (1260-1268). Dinasti Yuan berjasa dalam penyebaran Islam kepalaman
Cina sehingga banyak orang Islam menduduki jabatan penting. Marcopolo
mencatat bahwa provinsi Yunnan di bawah
orang-orang Mongol adalah Muslim dan mempunyai Gubernur seorang Muslim,
Syamsuddin Umar.[8]
Di bawah Dinasti Yuan, pakar-pakar
Muslim, khususnya ahli perbintangan, mendirikan ovservatorium yang trerkenal di
shensi (Shoanxi). Dan dibawah Dinasti Ming (1368-1644), Cina dan Dunia Islam
mempunyai hubungan yang lebih erat. Pada masa ini, pertama kalinya orang-orang
Muslim Cina dalam jumlah yang banyak melakukan ibadah Haji ke Mekah. Pada Zaman
Dinasti Ming, juga terjadi penerjemaahan besar-besaran kitab-kitab yang
berbahasa Arab ke dalam bahasa Cina,dan masjid- masjid di bangun di Negeri Cina.
Selama abad ke-19, terdapat
pemberontakan-pemberontakan besar di Negeri Cina, dan pemberontakan-pemberontakan
di Yunan (1855-1873) oleh penduduk Muslim yang akhirnya di tumpas dengan
kekejaman yang luar biasa. Setelah revolusi kebudayaan (1966), umat Islam yang
merupakan minoritas sama sekali tidak menampakkan diri. Hubungan dengan
sebagian umat Islam di Negeri lain mendingin.
E.
Studi Islam di Afrika
Afrika sebagai bagian dari perhatian para peneliti tentang
keislaman disebabkan ada sebagian dari Negara – Negara benua ini yang warganya
beragama Islam. Bahkan, dari benua ini pula lahir pemikir – pemikir Islam besar
sejak zaman klasik hingga modern. Ibnu khaldun, bapak sosiolog Islam pertama,
adalah intelektual muslim yang pernah hidup di Maroko.
Pada tahun 1317, Gereja dongola
yang ada di Sudan
di ubah menjadi Mesjid. Kemudian Islam di sebarkan hampir di setiap daerah, oleh setiap
keturunan. Sementara itu, di funj terdapat kerajaan Kristen, pada tahun 1505
M., dengan
rajanya, Amara dunqas, Islam disebarkan tidak hanya oleh
elite politik dan masyarakat pedagang, tetapi juga didukung oleh migrasi
sarjana-sarjana Muslim dan orang-orang suci di bebagai daerah di funj. Pada
abad ke-16, perlindungan di funj menarik bagi sarjana dari Mesir Afrika Utara,
dan Arabia. Mereka adalah orang-orang suci yang secara local dikenal
dengan faqis merupakan sarjana dalam bidang Al-Quran,
fikih dan tasawuf. Orang-orang suci ini kemudian mendirikan sekola-sekolah yang
mengajarkan berbagai ilmu agama: tafsir, fikih, dan teologi.[9]
Pada akhir abad ke-18, abad Al-Rahman
Al-Rasyid mengggabungkan sultan Darfur yang kemudian disebut Al-Fashir. Di Darfur
timur, orang-orang suci menikah dengan wanita setempat dan membuka tempat
pengajaran beserta mesjid. Anak laki-laki tinggal bersama faqis (sejenis
pesantren) untuk belajar alumninya yang kembali ketempat asalnya kemudian
mengajarkan agama.
Islam di Sudan yang di sebarkan oleh orang-orang suci dari
Mesir dan arab dengan pendekatan cultural dan structural. Pendekatan cultural
diwujudkan dengan menyelenggarakan pendidikan agama disekolah-sekolah dan
mesjid; dan melalui pemikiran para faqis dengan wanita setempat. Sedangkan
pendekatan structural adalaah melalui usaha secara politik. Dukungan structural
berhasil menjadikan bahasa Arab sebaggai bahasa kearsipan bahkan sultan
mebentuk administrasi peradilan Islam.[10]
Islam di Afrika Selatan dan Afrika Barat
memiliki sejarah dan peradaban yang tidak dapat dilupakan. Berawal dari proses
Islamisasi, perkembangan Islam hingga datangnya bangsa Eropa dan penguasaannya seperti
Belanda yang dominan di Afrika Utara. Serta Prancis, Portugis, Jerman dan
Inggris yang tertarik dengan wilayah emas Afrika Barat. Beberapa tokoh penting
yang mengenalkan dan menyebarkan Ajaran Islam di antaranya berasal dari
Nusantara, Syaikh Yusuf Al Makassari dilanjutkan oleh Qadhi Abdussalam (w.
1807) yang berhasil meletakkan pondasi masjid pertama di wilayah Cape Town
tahun 1789 M yang membantu peningkatan tajam jumlah Muslim antara 1804 dan 1834
M. Di afrika Barat, Islam di sebarkan melalui proses perdagangan, ekspansi dan
pendidikan. Islam dari Afrika Utara yang mewarisi Islam ke wilayah Afrika Barat.
Peran tarekat sufi juga berpengaruh dalam penyebaran Islam di wilayah Afrika
Barat.
BAB III
PENUTUP
Pengertian Studi Kawasan Islam
adalah kajiaan yang tampaknya bisa menjelaskan bagaimana situasi sekarang ini
terjadi, karena, fokus materi kajiannya tentang berbagai area mengenai kawasan
dunia Islam dan lingkup pranata yang ada dicoba diurai didalamnya.
Adapun
tujuan studi Islam sendiri, secara umum adalah:
1.
Untuk
mempelajari secara mendalam tentang apa hakikat agama Islam itu, dan bagaimana
posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain,
2.
Untuk
mempelajari secara mendalam pokok pokok isi ajaran agama Islam, yang asli, dan
bagaimana penjabaran dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya dan peradaban Islamnya,
3.
Untuk
mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama Islam yang tetap abadi
dan dinamis, dan bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarahnya,
4.
Untuk
memahami prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran Islam, dan bagaimana
realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan
budaya dan peradaban manusia.
Islam
di Amerika terus berkembang lewat tiga faktor. Pertama, datangnya
kaum imigran dan bertambahnya keturunan mereka. Kedua, konversi
agama di kalangan penduduk Amerika yang berkulit hitam. Ketiga, konversi agama di kalangan kulit putih.
Studi Islam di
Asia meliputi: Asia Tenggara, Asia Tengah, Asia Selatan(India), Asia
Timur(China) berkembang dengan baik, seperti di India dan Asia Tenggara. Asia
Timur contohnya China mengalami ketidakstabilan kemajuan Islam
Studi Islam di Afrika Barat, Islam di sebarkan melalui proses
perdagangan, ekspansi dan pendidikan. Islam dari Afrika Utara yang mewarisi
Islam ke wilayah Afrika Barat. Peran tarekat sufi juga berpengaruh dalam
penyebaran Islam di wilayah Afrika Barat.
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Hakim, Atang,
Jaih Mubarok. Metodologi Studi Islam. Bandung : Remaja Rosdakarya.
2004.
Abdul Karim, M. Sejarah Islam di India . Yogyakarta: Bunga
Grafies Production.c2003.
Azra, Azyumardi. Studi Kawasan Dunia Islam. Jakarta : Rajawali Pers. 2009.
Hasan Basri M Nur, Ahmad Zaki Husaini. Geografi
Islam.Banda Aceh : Yayasan Al
Mukarramah. 2015.
Imam Mawardi,
“Perbandingan Model Pendekatan Studi IslamDi Timur Tengah Dan Barat”, Jurnal Penelitian Tindakan Islam,
9:2, 6-7, (Kudus,Desember 2012).
Nasution,Harun. Islam Ditinjau Dari Beberapa Aspek. Jakarta: Bulan Bintang .1985.
Thohir, Ajid. Studi Kawasan Dunia Islam Perspektif Etno
Linguistik dan Geo Politik . Jakarta:
Rajawali Pers. 2011.
[1]
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Beberapa Aspek (Jakarta: Bulan
Bintang ,1985), hlm. 33
[2]
Azyumardi Azra,Studi Kawasan Dunia Islam
(Jakarta : Rajawali Pers, 2009 ), hlm. 2
[3] Imam Mawardi, “Perbandingan Model
Pendekatan Studi Islam Di Timur Tengah Dan Barat”, Jurnal Penelitian
Tindakan Islam, 9:2, (Kudus, Desember 2012), 6-7.
[4]
Hasan Basri M Nur, Ahmad Zaki Husaini, Geografi Islam(Banda
Aceh : Yayasan Al Mukarramah, 2015). hlm. 114.
[5]
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di
Kawasan Dunia Islam(Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2004),
hlm.322
[6]
Ibid.247
[7]
M.Abdul Karim, Sejarah Islam di India (Yogyakarta: Bunga
Grafies Production, 2003).hlm 12
[8]
Atang Abd. Hakim, JAih mubarok, Metodologi Studi
Islam(Bandung
: PT Remaja Rosda Karya, 2004), hlm.
174
[9] Ibid.,166
[10] Ibid. 167
Komentar
Posting Komentar